Manusia Purba Masa Berburu Dan Mengumpulkan Makanan
Masa berburu dan mengumpulkan makanan merupakan tahap awal kehidupan manusia pada masa praaksara.Pada masa ini kehidupan manusia Indonesia sangat bergantung pada alam.
Kehidupan Sosial
Sebagai mahluk sosial manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya.Aktivitas sosial manusia sudah berlangsung sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan.Ikatan kelompok pada masa berburu dan mengumpulkan makanan berperan penting dalam mempertahankan kehidupan.Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan ,manusia sudah memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang terbatas dalam mengelola alam.Oleh karena itu,manusia sangat bergantung pada ikatan kelompok.
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sudah mulai ada pembagian tugas,tugas berburu binatang di lakukan kaum laki-laki,sedangkan kaum perempuan bertugas mengumpulkan makanan,mengasuh anak,dan mengajari anak-anaknya meramu makanan.
Untuk memperoleh rasa aman,manusia pada masa praaksara menggunakan gua sebagai tempat tinggal sementara.Gua tersebut biasanya berada di dekat pantai,danau,atau sungai yang menjadi sumber kehidupan.
Goa Liang bua di Flores |
Kehidupan Ekonomi
Pada masa praaksara kegiatan ekonomi manusia hanya berbasis pada aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan.Manusia hidup dari makanan yang sudah di sediakan alam.Manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil yang sering berpindah-pindah(nomaden).
Perkembangan Teknologi
Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan mulai menciptakan teknologi yang berkaitan dengan peralatan untuk berburu.Alat-alat yang dihasilkan masih kasar karena belum mengenal tehnik mengasah batu.Beberapa alat yang di hasilkan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sebagai berikut:
Sistem Kepercayaan
Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal sistem kepercayaan.Pada masa ini manusia juga sudah mengenal upacara penguburan mayat.Dengan demikian pada masa ini telah berkembang kepercayaan tentang kehidupan setelah kematian.Manusia sudah menganggap bahwa roh orang yang telah meninggal berpindah ke alam lain dan masih dapat berhubungan dengan alam orang yang masih hidup.
Perkembangan Teknologi
Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan mulai menciptakan teknologi yang berkaitan dengan peralatan untuk berburu.Alat-alat yang dihasilkan masih kasar karena belum mengenal tehnik mengasah batu.Beberapa alat yang di hasilkan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan sebagai berikut:
- Kapak Perimbas,merupakan peralatan pertama yang di buat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Bentuk alat ini runcing pada salah satu sisinya.Kapak perimbas di gunakan oleh Pithecanthropus erectus untuk merimbas kayu,memecah tulang,dan sebagai senjata.
Kapak Perimbas - Kapak genggam,merupakan batu yang di bentuk menjadi semacam kapak,tetapi belum bertangkai dan di gunakan dengan cara di genggam.Kapak genggam di gunakan untuk menggali umbi-umbian,memotong,dan menguliti daging.Sebagian besar kapak genggam di temukan di daerah pacitan,sepanjang pegunungan sewu,dan pantai selatan Jawa Timur.
Kapak Genggam - Kapak penetak,berbentuk miripkapak perimbas,tetapi berukuran lebih besar.Alat ini berfungsi untuk membelah kayu,pohon,dan bambu.
Kapak penetak - Alat-alat serpih atau flakes,merupakan pecahan sisa pembuatan kapak genggam yang di bentuk menjadi tajam.Alat ini di gunakan sebagai pisau,gurdi(membuat lubang pada kulit),dan tombak(menusuk binatang buruan)
Alat-serpih - Alat-alat dari tulang,berupa tulang-tulang keras dari binatang yang salah satu ujungnya di runcingkan.Alat-alat ini di temukan di daerah ngandong,Blora,Jawa tengah.
Alat dari tulang
Sistem Kepercayaan
Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan telah mengenal sistem kepercayaan.Pada masa ini manusia juga sudah mengenal upacara penguburan mayat.Dengan demikian pada masa ini telah berkembang kepercayaan tentang kehidupan setelah kematian.Manusia sudah menganggap bahwa roh orang yang telah meninggal berpindah ke alam lain dan masih dapat berhubungan dengan alam orang yang masih hidup.
Cap tangan di Goa Leang-leang Sulawesi Selatan |
Comments
Post a Comment